- Pengenalan ChatGPT dan Potensinya untuk Developer Non-Coding
- Mengenal Prompt dan Cara Kerjanya dalam Interaksi dengan AI
- Studi Kasus – Membuat Plugin WordPress dengan ChatGPT
- Menulis Prompt Spesifik Sesuai Fitur Plugin yang Diinginkan
- Struktur dan Format Prompt yang Profesional untuk Hasil Codingan Rapi
- Mengatasi Masalah ChatGPT Saat Kode Tidak Konsisten atau Error
- Kolaborasi Ideal antara Pengguna dan ChatGPT dalam Proses Kreatif
Beberapa hal yang sangat ingin saya bahas dan diskusikan tentang pemanfaatan AI terutama Gen AI. Dan salah satu yang populer adalah ChatGPT. Saya sebagai salah satu developer nocode tanpa basic coding tentu juga mengalami beberapa kendala atau kesulitan saat menghadapi permintaan client yang idenya sederhana tetapi tidak bisa mengaplikasikannya karena keterbatasan pengetahuan tentang coding.
Beberapa project yang saya kerjakan akhirnya memanfaatkan kolaborasi dengan AI, yang paling sering digunakan adalah chatGPT karena mampu memahami prompt dalam bahasa Indonesia. Sehingga saya mudah dalam membuat prompt yang jelas tujuannya, spesifik fiturnya dan hasil akhir yang seperti apa inginnya.
Dan dalam perjalanannya, saya akhirnya juga mengumpulkan informasi atau belajar tentang coding namun bukan teknisnya, tetapi pemahaman dan strukturnya, pertama saya belajar untuk memahami tentang code/script, mencoba membuat web statis untuk mengetahui strukturnya, dan tahu bedanya script.js dan style.css. Banyak bahasa pemrograman tentunya. Tetapi saya hanya fokus yang penerapannya sesuai untuk nocode yaitu WordPress dan Elementor. Karena saya fokus bekerja dengan Elementor sampai saat ini.
Saya perlebar sedikit cerita saat dapat pekerjaan convert Figma to Elementor, beberapa fitur yang diinginkan tidak dapat dipenuhi oleh widget Elementor namun ada di widget berbayar lainnya (addon Elementor). Dari sisi client selain mengenai budget juga mereka hanya butuh satu fitur tetapi widget tersebut too much memberikan banyak fitur yang tidak akan digunakan. Apabila bisa melakukan coding, hal tersebut bisa saja dibuatkan dengan memasukkan biaya tambahan tetapi tepat sasaran. Dan client lebih menyukai hal seperti itu.
Dalam kesempatan luang, pertama kali saya membuat sebuah plugin addon Elementor untuk Showcase Portofolio kebutuhan saya sendiri. Saya mengambil contoh pada beberapa website agency/developer website. Tidak langsung mendapatkan hasil karena keterbatasan saya dalam menguasai penulisan prompt.
Tetapi seiring berjalannya waktu dan mempelajari tentang prompt, akhirnya saya dapat membuat prompt dan bisa menjaga agar setiap code yang dihasilkan tidak melebar atau keluar dari fitur yang diinginkan. Dan dapat mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan chat dengan history pada prompt yang sudah ada apabila terjadi error yang berulang.
Jadi artikel ini akan menjadi jembatan untuk seri artikel dari Membuat Plugin WordPress dengan Bantuan ChatGPT (Tanpa Harus Jago Coding)